Kamis, 14 Juni 2012

Formulir Pendaftaran MBSC XIV

NB: Formulir ini diisi setelah melakukan pembayaran pendaftaran dengan menghubungi CP panitia.

Bob Abdullah 085 232 664 900
Nurul Daviq K 085 655 848 489

Kemudian..

Kamis, 31 Mei 2012

MBSC XIV NASIONAL

I. LATAR BELAKANG MBSC

( Meru Betiri Service Camp) merupakan salah satu bentuk pendidikan kader konservasi dalam memasyarakatkan kesadaran akan pentingnya konservasi sumber daya alam di masyarakat. Kader konservasi merupakan mitra pembangunan yang diharapkan mampu berperan serta dalam upaya mewujudkan masyarakat yang mencintai alam dan lingkungan. Kegiatan MBSC XIV ini juga merupakan salah satu program kerja Taman Nasional Meru Betiri. Tema dalam MBSC XIV ini adalah “Membentuk Insan Peduli Lingkungan Guna Tercipta Kelestarian Lingkungan”. Hal ini kami maksutkan bahwa MBSC XIV bertujuan untuk mencetak kader konservasi yang peduli terhadap kelestarian alam serta lingkungan sekitarnya sehingga dapat tercipta lingkungan yang lestari. Karena hal ini merupakan kewajiban kita semua sebagai motifator, katalisator, dan dinamisator dalam upaya pembangunan dewasa ini yang harus berwawasan lingkungan, sehingga tercapai keserasian lingkungan hidup guna kesejahteraan umat manusia dimasa kini dan masa mendatang. Disamping itu juga untuk meminimalkan terjadi bencana alam. Dengan terbentuknya kader konservasi yang handal melalui MBSC harapan kedepannya yaitu kader-kader tersebut dapat mengaplikasikannya dalam masyarakat umum untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya alam dalam kehidupan kita semua. Dalam pembentukan kader-kader konservasi yang handal maka perlu pelatihan dan pemberian materi yang lebih mendalam agar tercapainya suatu tujuan yaitu melestarikan alam dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Oleh karena itu kegiatan ini sangatlah penting dalam menciptakan ataupun membentuk para penerus bangsa dalam segala hal khususnya dalam konservasi.

II. TEMA KEGIATAN

Kegiatan MBSC ini mengusung tema “Membentuk Insan Peduli Lingkungan Guna Tercipta Kelestarian Alam”

III. WAKTU PELAKSANAAN

Hari : Rabu s/d Minggu
Tanggal : 27 Juni s/d 1 Juli 2012
Waktu : 08.00 s/d Selesai
Tempat : Sukamade TN. Meru Betiri

IV. PESERTA

Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Se- Indonesia
OPA Umum setara mahasiswa Se – Indonesia

Peserta dibatasi maksimal 1 orang untuk 1 organisasi

Peserta terbatas untuk 100 orang.

V. PERSYARATAN PESERTA

Sehat jasmani maupun rohani
Anggota MAPALA atau OPA umum dengan umur setara mahasiswa
Mengisi Formulir Pendaftaran
Membayar biaya pendaftaran Rp. 250.000,00
Menyerahkan foto berwarna 4x6 2 Lembar dan 3x4 4 Lembar
Menyerahkan Surat keterangan sehat
Menyerahkan surat legalitas dari masing-masing organisasi

VI. Fasilitas Peserta:

Buku Materi
Transport Jember – Sukamade TNMB PP
Kaos Kegiatan
Blocknote, Bolpoint dan Map
Sertifikat
ID Cart
Sticker
Kartu Kader Konservasi
Konsumsi Selama Kegiatan (12 kali)
Tiket Masuk TNMB

VII. Kelengkapan Peserta

Perlengkapan Materi (Binoculer, McKinonn, Kompas)

Perlengkapan Pribadi (Tenda, Matras, Bendera Organisasi, Sepatu, Jas Hujan, Topi Lapang, Obat – obatan pribadi, Snack Pribadi, Dan lain – lain)

VIII. PENDAFTARAN

 Pendaftaran dibuka mulai tanggal 28 Mei – 13 Juni 2012

Tempat pendaftaran:
1. Langsung di sekretariat GEMAPITA FKIP Universitas Jember Jl. Kalimantan III Gd. I FKIP Universitas Jember.
2. Melalui transfer di. No rek 143-000-4848-998 atas nama Bob Abdullah bank Mandiri cabang Situbondo (Konfirmasi pendaftaran dan pembayaran terakhir tanggal 13 Juni 2012)
3. Persyaratan pendaftaran melalui transfer dapat diserahkan pada saat daftar ulang

Daftar ulang dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Juni 2012 di Balai Taman Nasional Meru Betiri Jl. Sriwijaya no. 53 Jember, Jawa Timur Pukul 06.00 – 08.00 WIB.

IX. MATERI YANG DIBERIKAN

1. Kehutanan Umum
2. SDAHE
3. Ekologi
4. Flora
5. Fauna
6. Jurnalistik Lingkungan
7. Ekowisata
8. Advokasi Lingkungan
9. Perubahan Iklim
10. Pengamatan Masyarakat
11. Interpretasi
12. Analisa Vegetasi
13. Pengamatan Burung
14. Penganmatan Penyu
15. Hitung Karbon
16. Karnivora Besar
17. Analisa air
18. Tanaman Obat
19. Raflesia
20. Managemen Ekspedisi

X. PEMATERI

1. TN. Meru Betiri
2. BKSDA Wilayah III Jawa Timur
3. Ir. Wahyu Giri (Pihak Akademisi)
4. Agus Wiyono (Koordinator Masyarakat Ekowisata Jawa Timur)
5. Chuck Satu Widarsha (Jurnalis Detik.com)
6. Bambang Catur Nusantara, S.H (Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Timur)
7. Didik Raharyono (Koordinator Peduli Karnivor Jawa)
8. Ir. Siti Maimunah (Koordinator Forum Masyarakat Sipil Indonesia untuk keadilan Iklim)
9. Drs. Rosdy Bachtiar (Relawan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)
10. Ir. Alpha Nugroho (Tim ekspedisi harimau Jawa tahun 1997-1999)

NB :
Bagi seluruh peserta MBSC XIV berkumpul di kantor balai T.N Meru Betiri (Jl. Sriwijaya 53 Jember, Jawa Timur) pukul 06.00 WIB.
Hal – hal terkait MBSC XIV yang belum tercantum dapat menghubungi panitia.

CP:
Bob Abdullah : 085232664900
Nurul Daviq K : 085655848489
Kemudian..

Rabu, 04 April 2012

Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

I. PENDAHULUAN

Kegiatan Alam Terbuka adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, gunung, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Ilahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keanekaragaman hayati yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih `lami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.

Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.

II. DEFINISI

Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:

1. Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.
2. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.

III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA

Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.

Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.

a. Prinsip Dasar

1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya
2. Pakailah metode atau car` pertolongan yang cepat, mudah dan efesien
3. Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb

b. Sistematika Pertolongan Pertama

1. Jangan Panik.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
4. Pendarahan.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

IV. KASUS-KASUS KECELAKAAN / GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA

Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam terbuka, berikut gejala dan penanganannya:
a. Pingsan (Syncope/collapse)
b. Dehidrasi
c. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala
d. Maag/Mual
e. Lemah jantung
f. Histeria
g. Mimisan
h. Kram
i. Memar
j. Keseleo
k. Luka
l. Pendarahan
m. Patah Tulang/fraktur
n. Luka Bakar
o. Hipotermia
p. Keracunan makanan atau minuman
q. Gigitan binatang
    1. Gigitan Ular
    2. Gigitan Lipan
    3. Gigitan Lintah dan Pacet
    4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya

V. EVAKUASI KORBAN

Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.

Prinsip Evakuasi:
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian

VI. PENUTUP

Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penangan`n selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
Kemudian..